Selasa, 29 November 2011

Cerpen Sedih Ayah, Selamat Ulang Tahun….


Aku melirik jam weker di sebelah bed lamp. Jarum jam menunjukkan pukul enam pagi. Aku meregangkan otot-ototku yang masih terasa kaku. Aku gerakkan punggungku ke kiri dan kanan untuk membebaskanku bergerak. Hari ini, aku harus sesegera mungkin berangkat ke kantor, atasanku ingin menemuiku. Aku heran mengapa hanya aku saja yang disuruh menemuinya, rekan kantorku yang lain tidak.
Dengan malas aku melangkahkan kakiku menuju ruang tengah. Terdengar suara seorang wanita sedang bernyanyi di dapur. Angel. Istriku yang tengah hamil enam bulan sedang membuat sarapan untukku. Perlahan aku menghampirinya. Aku memeluknya dari belakang ketika ia mengocok telur.

“Lagi masak apa?” tanyaku sambil mencumi pipinya.
“Ini, aku bikin telur dadar buat kamu, sayang.” Jawabnya sambil terus menggerakkan tangannya yang lincah.
“Oya, semalam ayah kamu telepon, sepertinya dia ingin bicara dengan kamu.” Tambah istriku memulai pembicaraan.
“Kapan? Kok aku gak tahu?” balasku.
“Semalam, setelah kamu pulang dari kantor. Ketika aku bilang kamu lagi tidur , ayah kamu mengurungkan niatnya buat ngomong sama kamu, lagian beliau kan tahu kalo kamu lagi tidur, gak mau diganggu, susah dibangunin lagi,” jawabku istriku.


0 komentar:

Posting Komentar